Penduduk Indonesia yang berjumlah lebih dari 250 juta jiwa pada saat ini
mendiami hampir seluruh pulau yang ada di negeri ini. Tetapi penyebaran
penduduk yang ada tidak seimbang antara pulau satu dengan pulau
lainnya. Pulau Jawa menjadi pulau terpadat sampai saat ini jumlah
penduduknya. Bahkan beberapa media mengatakan bahwa pulau Jawa adalah
pulau terpadat di Dunia. Sedangkan pulau lain, misalnya Kalimantan,
Sumatera dan Papua penduduknya cenderung berjumlah sedikit.
Mengapa penyebaran penduduk di Indonesia tidak merata?
>
Pulau Jawa menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian negara, sehingga
banyak penduduk yang tertarik untuk tinggal di wilayah ini.
> Kepadatan penduduk yang tinggi di Pulau Jawa dapat dijelaskan dengan melihat faktor geografis, khususnya faktor fisik berupa tanah yang lebih subur dan faktor sejarah.
> Kerajaan-kerajaan banyak berkembang di Pulau Jawa sehingga Pulau Jawa berkembang menjadi pusat aktivitas penduduk saat ini di Indonesia.
> Masih belum maksimalnya program transmigrasi
> Kurangnya lapangan kerja di daerah luar Jawa
> Kepadatan penduduk yang tinggi di Pulau Jawa dapat dijelaskan dengan melihat faktor geografis, khususnya faktor fisik berupa tanah yang lebih subur dan faktor sejarah.
> Kerajaan-kerajaan banyak berkembang di Pulau Jawa sehingga Pulau Jawa berkembang menjadi pusat aktivitas penduduk saat ini di Indonesia.
> Masih belum maksimalnya program transmigrasi
> Kurangnya lapangan kerja di daerah luar Jawa
Dampaknya pada bidang sosial
Penduduk yang tidak merata bisa menyebabkan terjadinya ketimpangan
sosial pada daerah tertentu, misalnya dikota besar akan muncul
pemukiman-pemukiman kumuh di bantaran sungai yang sangat padat.
Pemukiman kumuh ini menyebabkan masalah sosial yaitu kemiskinan. Selain
itu terdapat juga masalah kesehatan karena sangat sulitnya mendapatkan
air bersih dan tidak adanya sanitasi yang memadai. Pencemaran lingkungan
juga terjadi karena limbah rumah tangga dibuang begitu saja ke sungai.
Para penduduk juga melakukan kegiatan sehari-hari di sungai, misalnya :
mencuci, mandi dan buang hajat di sungai. Dan semua kegiatan itu dapat
merugikan bagi penduduk di sekitar sungai.
Penduduk yang padat juga menimbulkan banyaknya aksi kriminalitas, karena
sangat ketatnya persaingan untuk mencari nafkah sehingga sebagian
penduduk tidak mendapatkan pekerjaan atau menganggur. Hal ini
menyuburkan tindak kriminal di masyarakat.
Di lain tempat yang penduduknya sangat sedikit akan terjadi kekurangan
sumber daya manusia yang bisa menghambat pembangunan. Padahal
pembangunan di daerah tertinggal sangat membutuhkan SDM yang banyak dan
berkualitas. Tetapi sekali lagi mental masyarakat yang ingin cepat
mendapatkan pekerjaan sehingga mereka lebih memilih pindah ke
daerah-daerah yang padat penduduknya, misalnya di perkotaan atau di
pulau Jawa.
Dampaknya pada bidang Ekonomi
Sebaran penduduk yang timpang bisa menyebabkan pemusatan kegiatan
ekonomi hanya pada daerah tertentu saja. Perkotaan menjadi tempat
terjadinya kegiatan ekonomi yang paling besar. Semua fasilitas
perdagangan, industri dan transportasi ada di sana, Sehingga hasil-hasil
pembangunan dan kesejahteraan hanya dinikmati hanya segelintir orang
saja. Sedangkan di daerah lainnya yang mempunyai penduduk sedikit akan
kurang terperhatikan dan kesejahteraan ekonominya menurun karena kurang
fasilitas dan tidak adanya sumber daya ekonomi.
Masalah pengangguran dan kemiskinan juga menjadi hal bisa terjadi jika
penduduk yang tidak merata. Sehingga perlu ada solusi untuk mengatasi
hal tersebut dengan melakukan program transmigrasi dan pembangunan
klaster-klaster industri di luar jawa.
Dampak di Bidang Budaya
Budaya masyarakat Indonesia yang suka bergotong royong dan bekerja sama
juga akan hilang jika terjadi ketimpangan jumlah penduduk. Hal ini
dikarenakan penduduknya jumlahnya terlalu padat akan membuat persaingan
yang sangat ketat sehingga menyababkan penduduk menjadi lebih
individualis. Sedangkan daerah yang penduduknya kurang akan kehilangan
budaya asli mereka karena tidak ada lagi yang mau melestarikan budaya
tersebut. Kebanyakan penduduk lebih tertarik ke daerah yang lebih padat
yang multikultur sehingga kebudayaan masing-masing penduduk akan hilang
atau melebur dengan budaya lainya dalam bentuk akulturasi dan
asimilaisi. Akibat lebih lanjut banyak penduduk yang kehilangan budaya
leluhur mereka berganti dengan budaya yang baru yang cenderung
mementingkan kepentingan pribadi dari pada kepentingan orang banyak.
Dampak di Bidang Politik
Dalam perpolitikan Indonesia yang menggunakan sistem pemilihan distrik
proposional akan menimbulkan masalah dalam penentuan jumlah wakil rakyat
pada setiap daerah. Di pulau Jawa dengan penduduk yang begitu besar
tetapi wilayahnya sempit biasanya mempunyai wakil rakyat dalam jumlah
banyak. Itu akan ditentang oleh penduduk di pulau lain yang mempunyai
penduduk sedikit tetapi mempunyai wilayah yang luas. Mereka hanya wakil
rakyat yang sedikit padahal di daerah mereka mempunyai sumber daya alam
yang sangat banyak. Sehingga terjadi ketidakadilan keterwakilan di DPR
antara Jawa dangan daerah lain di luar Jawa. Maka dari itu perlu ada
kebijakan politik dalam menentukan jumlah wakil rakyat antara daerah
yang padat penduduknya dengan daerah yang jarang penduduknya.
Selain itu Kepala Daerah sangat sulit melakukan pembangunan jika
penduduknya sedikit, ini sangat dirasakan di pulau Kalimantan dan Papua
dimana mereka sangat sulit dalam menjalankan kekuasaannya untuk
meningkatkan kesejahteraan penduduk karena kurang jumlah SDM , apalagi
SDM yang berkualitas.
Sumber: http://apapengertianya.blogspot.com/