PEWARNA ALAMI TUMBUHAN
Pewarna alami merupakan zat warna yang berasal dari ekstrak tumbuhan (seperti bagian daun, bunga, biji), hewan dan mineral yang telah digunakan sejak dahulu sehingga sudah diakui bahwa aman jika masuk kedalam tubuh.
Pewarna
alami yang berasal dari tumbuhan mempunyai berbagai macam warna yang
dihasilkan, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti jenis tumbuhan,
umur tanaman, tanah, waktu pemanenan dan faktor-faktor lainnya. Oleh karena
itu, Food and Drugs Administration (FDA) Amerika Serikat menggolongkan
zat warna alami ke dalam golongan zat pewarna yang tidak perlu mendapat
sertifikasi atau dianggap masih aman. Jenis-jenis zat pewarna alami yang banyak
digunakan dalam industri pangan antara lain ialah zat pewarna asal tanaman,
seperti karotenoid, antosianin, klorofil dan curcumin.
Berdasarkan
sumbernya, zat pewarna alami dibagi atas:
1. Zat pewarna alami yang berasal dari tanaman, seperti: antosianin, karotenoid, betalains, klorofil, dan kurkumin.
2. Zat pewarna alami yang berasal dari aktivitas mikrobial, seperti: zat pewarna dari aktivitas Monascus sp, yaitu pewarna angkak dan zat pewarna dari aktivitas ganggang.
3. Zat pewarna alami yang berasal dari hewan dan serangga, seperti: Cochineal dan zat pewarna heme.
1. Zat pewarna alami yang berasal dari tanaman, seperti: antosianin, karotenoid, betalains, klorofil, dan kurkumin.
2. Zat pewarna alami yang berasal dari aktivitas mikrobial, seperti: zat pewarna dari aktivitas Monascus sp, yaitu pewarna angkak dan zat pewarna dari aktivitas ganggang.
3. Zat pewarna alami yang berasal dari hewan dan serangga, seperti: Cochineal dan zat pewarna heme.
Keuntungan
dalam penggunaan pewarna alami adalah:
·
Tidak
adanya efek samping bagi kesehatan.
·
Dapat
berperan sebagai bahan pemberi flavor/ menambah rasa pada makanan, zat
antimikrobia, dan antioksidan.
·
Aman dikonsumsi.
·
Warna lebih menarik.
·
Terdapat zat gizi.
·
Mudah didapat dari alam.
Namun
penggunaan zat pewarna alami dibandingkan dengan zat pewarna sintetis memiliki
kekurangan, yaitu:
·
Pewarnaannya
yang lemah,
·
Kurang
stabil dalam berbagai kondisi,
·
Aplikasi
kurang luas,
·
Cenderung
lebih mahal.
·
Seringkali memberikan rasa dan flavor khas yang tidak diinginkan.
·
Tidak stabil pada saat proses pemasakan.
·
Konsentrasi pigmen rendah.
·
Stabilitas pigmen rendah.
·
Keseragaman warna kurang baik.
·
Spektrum warna tidak seluas seperti pada pewarna sintetis.
·
Susah dalam penggunaannya.
·
Pilihan warna sedikit atau terbatas.
·
Kurang tahan lama
Ciri-ciri pewarna alami yang terdapat pada makanan
·
Warna agak suram,
·
Mudah larut dalam air,
·
Membutuhkan bahan pewarna lebih banyak (kurang mampu
mewarnai dengan baik),
·
Membutuhkan waktu lama untuk meresap kedalam produk.
Tabel Perbedaan Pewarna Alami dan Buatan
Pewarna alami
|
Pewarna buatan
|
Lebih aman dikonsumsi.
|
Kadang-kadang memiliki efek negatif tertentu.
|
Warna yang dihasilkan kurang stabil, mudah berubah
oleh pengaruh tingkat keasaman tertentu.
|
Dapat mengembalikan warna asli, kestabilan warna
lebih tinggi, tahan lama, dan dapat melindungi vitamin atau zat-zat makanan
lain yang peka terhadap cahaya selama penyimpanan.
|
Untuk mendapatkan warna yang bagus diperlukan bahan
pewarna dalam jumlah banyak.
|
Praktis dan ekonomis
|
Keanekaragaman warnanya terbatas
|
Warna yang dihasilkan lebih beraneka ragam.
|
Tingkat keseragaman warna kurang baik
|
Keseragaman warna lebih baik.
|
Kadang-kadang memberi rasa dan aroma yang agak
mengganggu.
|
Biasanya tidak menghasilkan rasa dan aroma yang
mengganggu.
|
Berdasarkan
komponen zat pewarnanya, pewarna alami dapat dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu:
·
Karotenoid:
isoprenoid dan derivatnya.
KAROTEN, menghasilkan warna jingga sampai merah. Biasanya
digunakan untuk mewarnai produk-produk minyak dan lemak seperti minyak goreng
dan margarin. Dapat diperoleh dari wortel, papaya dan sebagainya.
BIKSIN, memberikan warna kuning seperti mentega. Biksin
diperoleh dari biji pohon Bixa orellana yang terdapat di daerah tropis
dan sering digunakan untuk mewarnai mentega, margarin, minyak jagung dan salad
dressing.
·
Klorofil
dan senyawa heme: pigmen porphyrin.
KLOROFIL, menghasilkan warna hijau, diperoleh dari daun. Banyak
digunakan untuk makanan. Saat ini bahkan mulai digunakan pada berbagai produk kesehatan.
Pigmen klorofil banyak terdapat pada dedaunan (misal daun suji, pandan, katuk
dan sebaginya). Daun suji dan daun pandan, daun katuk sebagai penghasil warna
hijau untuk berbagai jenis kue jajanan pasar. Selain menghasilkan warna hijau
yang cantik, juga memiliki harum yang khas.
·
Antosianin:
2-fenilbenzopyrylium dan derivatnya.
ANTOSIANIN, penyebab warna merah, oranye, ungu dan biru banyak
terdapat pada bunga dan buah-buahan seperti bunga mawar, pacar air, kembang
sepatu, bunga tasbih/kana, krisan, pelargonium, aster cina, dan buah
apel,chery, anggur, strawberi, juga terdapat pada buah manggis dan umbi ubi
jalar. Bunga telang, menghasilkan warna biru keunguan. Bunga belimbing sayur
menghasilkan warna merah. Penggunaan zat pewarna alami, misalnya pigmen
antosianin masih terbatas pada beberapa produk makanan, seperti produk minuman
(sari buah, juice dan susu).
·
Pewarna
tumbuhan lainnya: betalains, cochineal, riboflavin dan kurkumin.
KURKUMIN, berasal dari kunyit sebagai salah satu bumbu dapur
sekaligus pemberi warna kuning pada masakan yang kita buat.
·
Melanoidin
dan karamel: terbentuk selama proses pemanasan dan penyimpanan.
KARAMEL, berwarna coklat gelap dan merupakan hasil dari
hidrolisis (pemecahan) karbohidrat, gula pasir, laktosa dan sirup malt. Karamel
terdiri dari 3 jenis, yaitu karamel tahan asam yang sering digunakan untuk
minuman berkarbonat, karamel cair untuk roti dan biskuit, serta karamel kering.
Gula kelapa yang selain berfungsi sebagai pemanis, juga memberikan warna merah
kecoklatan pada minuman es kelapa ataupun es cendol.
Pembuatan bahan warna alami sebenarnya sangatlah
mudah. Bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai pewarna alami ditumbuk, dapat
pula menggunakan blender atau penumbuk biasa dengan sedikit ditambah air, lalu
diperas dan saring dengan alat penyaring. Agar warnanya cerah dapat ditambahkan
sedikit air kapur atau air jeruk nipis. Setelah diperoleh air perasan pewarna,
lalu disimpan di dalam lemari es atau freezer jika menginginkan disimpan lebih
lama.
Pewarna alami untuk makanan:
·
Batang
Secang memberikan warna merah.
·
Buah
kakao merupakan penghasil cokelat dan memberikan warna cokelat pada makanan
·
Bunga
Belimbing sayur menghasilkan warna merah
·
Bunga
Telang berwarna biru keunguan yang banyak tumbuh di Asia. Warna biru
keunguannya dapat digunakan sebagai pewarna alami biru pada penganan
·
Cabai
merah, selain memberi rasa pedas, juga menghasilkan zat warna kapxantin yang
menjadikan warna merah pada makanan
·
Daging
Buah Kluwak memberi warna hitam
·
Daun
Katuk menghasilkan warna hijau
·
Daun
Pandan menghasilkan warna hijau
·
Daun
Suji mengandung zat warna klorofil untuk memberi warna hijau pd makanan
·
Gula
merah, selain sebagai pemanis juga memberikan warna cokelat pada makanan,
·
Kunyit
(Curcuma domestica) mengandung zat warna kurkumin untuk memberi warna
kuning pada makanan.
·
Kulit
Bunga Rosella menghasilkan pewarna merah
·
Ubi
ungu untuk warna ungu
·
Wortel,
beta-karoten (provitamin-A) pada wortel menghasilkan warna kuning pd makanan
Pewarna alami untuk Tekstil
·
Akar Harendong
digunakan campuran dalam warna merah, daunnya sebagai campuran dalam pemberian
warna lembayung; dan buahnya memberi warna hitam pada kain.
·
Biji jelawe memberi warna hitam
·
Buah Jambu mete digunakan untuk membuat tinta penandaan (marking ink) dan untuk
menghitamkan rambut.
·
Buah manggis menghasilkan warna ungu
·
Buah
rambutan yang masih muda menghasilkan warna kuning
·
Bunga Kembang
sepatu menjadikan makanan
berwarna merah, dan dapat menghitamkan sepatu dan alis.
·
Bunga Kembang
telang memberi warna pada
makanan, tikar dan kain menjadi hijau-biru.
·
Bunga Safflower memberi warna pada sutra, katun atau linen menjadi merah-kuning.
·
Bunga srigading memberi warna kuning keemasan
·
Bunga tembelekan memberi warna
kuning pada sutra dan daging ayam.
·
Daging Buah Kelapa memberi warna hijau pada sutra.
·
Daun
gambir menghasilkan warna merah
·
Daun indigo menghasilkan Warna biru
·
Daun Jambu
biji digunakan sebagai campuran
dalam pemberian warna hitam pada sutra, katun dan tikar.
·
daun
jambu mede menghasilkan warna kuning
·
Daun
jati memberi warna merah kecoklatan
·
Daun Mangga memberikan warna kuning pada kain dan tikar.
·
Daun pulutan memberi warna abu2
·
Daun putri malu memberi warna kuning kehijauan
·
Daun Suji
digunakan mewarna makanan menjadi hijau.
·
Daun
tarum dapat menghasilkan warna biru
·
Daun, kulit buah alpukat memberi warna hijau
kecoklatan
·
Kayu Angsana
digunakan memberi warna merah pada katun, wol, kulit samak, bambu dan kayu
lain.
·
Kayu mahoni memberi warna coklat
·
Kayu Nangka memberi warna kuning pada katun dan sutra.
·
Kulit akar dan daun Jati digunakan untuk mewarnai tikar menjadi coklat-kuning.
·
Kulit
buah kenari menghasilkan warna cokelat
·
Kulit Buah Manggis
memberi warna kain menjadi hitam-coklat, dan warna kuning pada kain.
·
Kulit jengkol menghasilkan warna cokelat
·
kulit
kayu secang menghasilkan warna merah
·
Menteng memberi warna pada katun, kain linen, dan kotak cerutu menjadi
merah-kuning atau ungu.
·
Mundu: memberi warna coklat pada kain dan tikar.
·
Ranting
pinus bisa didapatkan warna abu-abu
·
Rimpang Kunyit memberi warna pada makanan, katun, dan kain sutra, tikar, dan
bagian-bagian kulit menjadi coklat-kuning.
·
Sedar merah memberi warna merah atau hitam pada tikar.
TUMBUH-TUMBUHAN PENGHASIL
WARNA ALAM
NO
|
Nama Lokal Tanaman
|
Bagian yang digunakan
|
warna
|
1
|
Alpukat/avocado
|
Daun, kulit buah
|
Hijau kecoklatan
|
2
|
Andong
|
Daun
|
Hijau
|
3
|
Angsana
|
Kayu
|
Merah
|
4
|
Bawang merah/union
|
Kulit buah
|
Coklat
|
5
|
Belimbing
sayur
|
Bunga
|
Merah
|
6
|
Bougenvile
|
Bunga
|
Merah muda
|
7
|
Bunga sepatu
|
Bunga
|
Ungu
|
8
|
Cabai
merah
|
Buah
|
Merah
|
9
|
Combrang hias
|
Bunga
|
Hijau
|
10
|
Combrang sayur
|
Bunga
|
Merah muda
|
11
|
Gambir
|
Getah
|
coklat
|
Daun
|
Merah
|
||
12
|
Harendong
|
Akar
|
Merah
|
Buah
|
Hitam
|
||
Daun
|
Lembayung
|
||
13
|
Indigo
|
Daun
|
Biru
|
14
|
Jalawe
|
Benih/biji
|
Hitam
|
15
|
Jambal
|
Kulit batang
|
Krem
|
16
|
Jambu biji
|
Daun
|
Hijau tua, hitam
|
17
|
Jambu mete
|
Buah
|
Hitam
|
Daun
|
Kuning
|
||
22
|
Jati
|
Daun muda
|
Merah kecoklatan
|
Daun tua
|
Kuning
|
||
Kulit Akar
|
Cokelat
|
||
23
|
Jengkol
|
Kulit
|
Cokelat
|
24
|
Kakao
|
Buah
|
Cokelat
|
25
|
Katuk
|
Daun
|
Hijau
|
26
|
Kelapa
|
Daging Buah
|
Hijau
|
27
|
Kembang palu
|
Serbuk sari
|
Kuning /orange
|
28
|
Kembang sepatu
|
Bunga
|
Merah, Hitam
|
29
|
Kembang telang
|
Bunga
|
Hijau, Biru
|
Daun
|
Ungu
|
||
30
|
Kenari
|
Kulit
buah
|
cokelat
|
31
|
Kenikir sayur
|
Daun
|
Kuning tua
|
32
|
Kepel
|
Daun
|
Coklat
|
33
|
Ketepang kebo
|
Bunga, Daun
|
Hijau kekuningan
|
34
|
Kibedali
|
Bunga, daun
|
Merah muda, abu-abu, hijau
|
35
|
Kluwak
|
Daging
Buah
|
hitam
|
36
|
Kunyit
|
Akar/ rimpang
|
Kuning
|
37
|
Kusumba
|
Bibit benih
|
Orange
|
38
|
Mahoni
|
Batang, daun
|
Coklat
|
39
|
Mangga
|
Kulit batang, daun
|
Hijau
|
Daun
|
kuning
|
||
40
|
Manggis
|
Buah
|
Ungu
|
41
|
Mengkudu
|
Kulit akar
|
Merah
|
42
|
Nangka
|
Kayu
|
kuning
|
Batang
|
Kuning
|
||
43
|
Pacar air
|
Bunga, daun
|
Kuning kehijauan
|
44
|
Pacarkuku/inai/henna
|
Daun
|
Orange
|
45
|
Pandan
|
Daun
|
hijau
|
46
|
Pinang
|
Buah
|
coklat-merah atau hitam
|
47
|
Potromenggala
|
Bunga, daun
|
Hijau
|
48
|
Pulutan
|
Daun
|
Abu-abu
|
49
|
Puring
|
Daun
|
Ungu
|
50
|
Putri malu
|
Bunga, daun
|
Kuning kehijauan
|
51
|
Rambutan
|
Buah
|
kuning
|
52
|
Randu
|
Daun
|
Abu-abu
|
53
|
Rosella
|
Kulit
Bunga
|
Merah
|
54
|
Sacang
|
Batang
|
Merah
|
55
|
Safflower
|
Bunga
|
merah-kuning
|
56
|
Sapu angin
|
Bunga
|
Merah muda/ ungu
|
57
|
Sari kuning
|
Bunga
|
kuning
|
58
|
Senggani
|
Buah, daun
|
Ungu
|
59
|
Srigading
|
Bunga
|
kuning keemasan
|
60
|
Suji
|
Daun
|
hijau
|
61
|
Tarum
|
Daun
|
biru
|
62
|
Tegeran
|
Batang
|
kuning
|
63
|
Teh-teh an merah
|
Daun
|
Ungu
|
64
|
Telang
|
Bunga
|
Biru
keunguan
|
65
|
Tembelekan
|
Bunga
|
kuning
|
66
|
Tingi
|
Kulit batang
|
coklat
|
67
|
Tom, nila
|
Daun
|
biru
|
68
|
Trengguli
|
Buah
|
Krem
|
69
|
Ubi
ungu untuk warna
|
Buah
|
ungu
|
70
|
Ulin/bulian
|
Kayu
|
Krem
|
daun
|
abu-abu
|
Pewarnaan alami membuat warna pada kain menjadi tahan lama
dan menjadikan kain lebih mahal. Pewarna alami dapat diperoleh dari tumbuhan yang berasal dari akar, batang, biji, daun, buah, kulit dan
bunganya.
Berikut 15 pewarna alami yang sering dipakai pada kain:
1. Tarum (Indigofera Tinctoria)
Tarum atau tom merupakan tanaman khas dari Indonesia bagian barat. Warna
alami yang dihasilkan oleh tarum adalah warna biru, warna tersebut diperoleh
dari rendaman daun tarum dalam jumlah yang banyak selama semalam. Air
rendamannya kemudian direbus dan dikeringkan setelah itu barulah pewarna alami
ini dapat digunakan sebagai pewarna kain. Tanaman ini dibudidayakan dengan cara
stek, Bila setek telah mencapai 14-18 hari akan tumbuh tunas, dan pada usia
empat bulan mulai dapat dipetik daunnya dan dapat langsung dijual kepada
pengolah tarum untuk dibuat zat pewarna.
2. Pinang (Areca Cathecu)
2. Pinang (Areca Cathecu)
Pinang adalah tanaman yang banyak tersebar di berbagai daerah Indonesia.
Warna alami yang dihasilkan oleh pinang adalah warna merah, warna tersebut
diperoleh dari tumbukkan halus biji buah pinang tua. Tanaman ini dibudidayakan
dengan cara ditanam, penanamannya membutuhkan waktu yang lama, karena tumbuhan
ini seperti pohon kelapa, maka dari itu tanaman ini baru dapat dimanfaatkan
apabila tanaman ini sudah cukup besar.
3. Safflower (Crocus Sativus)
3. Safflower (Crocus Sativus)
The safflower atau saron atau bunga kuma-kuma merupakan tanaman yang
berasal dari Asia Barat Daya. Warna alami yang dihasilkan dari bunga kuma-kuma
yaitu kuning keemasan, yang dapat dijadikan sebagai pewarna alami pada kain.
4. Kunyit (Curcuma domestica)
4. Kunyit (Curcuma domestica)
Kunyit adalah tanaman asli dari daerah Asia Tenggara. Warna alami yang
dihasilkan dari umbi atau rimpang yaitu kuning hingga jingga yang dapat
dijadikan sebagai pewarna alami pada kain. Kunyit diparut hingga halus kemudian
parutan kunyit direbus dan didiamkan hingga tidak panas. Tanaman ini dapat
dibudidayakan dengan cara di stek rimpangnya dengan syarat bibit rimpang harus
cukup tua.
5. Suji (Dracaena angustifolia)
5. Suji (Dracaena angustifolia)
Tumbuhan yang termasuk dalam tumbuhan perdu ini banyak
dimanfaatkan orang sebagai pewarna alami baik untuk makanan maupun textile.
Warna alami yang dihasilkan dari tumbuhan ini yaitu warna hijau. Warna tersebut
diperoleh dengan cara menumbuk halus daun suji kemudian diberi air dan
didiamkan selama semalam. Tanaman ini dapat dibudidayakan dengan cara okulasi, selain akan menghasilkan
bibit yang baik juga mudah cara pembibitannya.
6. Kulit manggis (Garcinia mangostana)
6. Kulit manggis (Garcinia mangostana)
Merupakan tanaman asli dari Asia Tenggara,
tepatnya semenanjung Malaya. Tetapi saat ini tanaman manggis banyak tumbuh di
Negara-negara tropis. Kebanyakan orang mengenal manggis karena buahnya yang
enak, tetapi tahukah kamu kalau kulit buah manggis dapat dimanfaatkan sebagai
pewarna alami?ya, warna alami yang dihasilkan dari kulit manggis yaitu biru,
ungu dan merah. Warna alami tersebut diperoleh dengan cara menumbuk halus kulit
manggis kemudian bubuk kulit manggis direndam menggunakan etanol dan
dikeringkan.
7. Angsana
7. Angsana
Tanaman yang memiliki nama lain sonokembang ini termasuk tanaman
penghasil kayu berkualitas baik. Tanaman ini banyak tumbuh di daerah hutan
hujan tropika, tetapi sekarang pertumbuhannya semakin menurun tajam. Warna
alami yang dihasilkan oleh kayu angsana yaitu warna merah sedangkan daunnya
berwarna coklat kekuningan. Warna dan motif serat kayunya yang indah
kemerah-merahan, menjadikan kayu sonokembang sebagai kayu pilihan untuk
pembuatan mebel, kabinet
berkelas tinggi, alat-alat musik, lantai parket, panil kayu
dekoratif, gagang peralatan, dan meja berharga mahal. Pembudidayaannya tidaklah rumit, Pohon
ini mudah diperbanyak dengan biji maupun dengan stek cabang dan rantingnya.
Diperbanyak melalui stek karena cepat tumbuhnya.
8. Kesumba (Bixa Orellana)
8. Kesumba (Bixa Orellana)
Tumbuhan ini termasuk tumbuhan perdu yang berasal dari Amerika tropis.
Tahukah anda, kalau tanaman ini merupakan tanaman untuk pembuatan bahan dasar
pewarna lipstick. Warna alami yang dihasilkan dari biji kesumba yaitu warna
merah atau kuning.
9. Akar mengkudu (Morinda citrifolia)
9. Akar mengkudu (Morinda citrifolia)
Tanaman ini berasal dari Asia Tenggara. Kebanyakan orang memanfaatkan
buah ini sebagai tanaman obat. Tetapi tanaman ini juga dapat dimanfaatkan
sebagai pewarna alami. Warna yang dihasilkan dari akar mengkudu ini yaitu warna
merah kecoklatan.
10. Secang (Caesalpinia sappan)
10. Secang (Caesalpinia sappan)
Tanaman perdu yang
berasal dari Asia Tenggara banyak ditemukan di Indonesia. Hingga abad ke 17 kayunya menjadi perdagangan
ekspor rempah-rempah ke berbagai dunia. Rebusan dari kayunya yang
memberi warna merah gading banyak dimanfaatkan
untuk pengecatan, bahan
anyaman, pewarna makanan dan minuman serta tinta.
11. Getah gambir
11. Getah gambir
Gambir merupakan tanaman khas Indonesia. Gambir yaitu sejenis getah yang
telah dikeringkan dari ekstrak remasan daun dan ranting tumbuhan. Warna merah
tua hingga kecoklatan yang dihasilkan dari tumbuhan ini, menjadikan getah
gambir sebagai pewarna alami yang dapat digunakan pada kain.
12. Kulit kayu tingi (Peltophorum pterocarpum)
12. Kulit kayu tingi (Peltophorum pterocarpum)
Tidak diketahui pasti darimana asal tanaman ini, tetapi tanaman ini biasa
tumbuh di daerah tropis dan hutan hujan. Tanaman ini memang dikenal sebagai
pewarna alami pada textile. Warna alami yang dihasilkan dari kulit kayu dan
getahnya yaitu merah dan hitam. Selain sebagai pewarna, masyarakat juga
memanfaatkan tanaman ini untuk mengawetkan jala, tikar dan layar perahu.
Kayunya dimanfaatkan sebagai batu bara dan kayu bakar.
13. Ketapang (Terminalia catappa)
13. Ketapang (Terminalia catappa)
Tanaman ini merupakan tanaman asli Asia Tenggara dan penyebarannya hampir
di seluruh Asia Tenggara. Tanaman ini memang sudah banyak dikenal orang sebagai
pewarna alami. Warna hitam yang dihasilkan oleh daun dan kulit kayunya di
manfaatkan masyarakat sebagai pewarna alami pada textile dan sebagai warna
tinta. Kayunya menghasilkan warna kuning kecoklatan hingga warna zaitun dan
dapat dimanfaatkan sebagai pembuatan perahu. Tanaman ini tumbuh subur di daerah
pesisir dan dataran rendah.
14. Jati (Tectona grandis)
14. Jati (Tectona grandis)
Kayu jati dikenal sebagai kayu bermutu tinggi. Penyebaran tanaman ini di
daerah India, hingga Asia Tenggara. Kayu jati mengandung semacam minyak dan
endapan di dalam sel-sel kayunya, sehingga dapat awet digunakan di tempat
terbuka meski tanpa divernis; apalagi bila dipakai di bawah naungan atap, maka dari itulah kayu jati dikenal
sebagai pembuatan mebel dan kayunya dapat digunakan untuk pembuatan perahu.
Daunnya yang muda dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami. Warna yang
dihasilkan dari daun jati yaitu warna merah kecoklatan.
15. Menteng (Baccaurea racemosa)
15. Menteng (Baccaurea racemosa)
Tanaman yang mulai langka ini merupakan tanaman buah musiman yang berasal dari Asia Tenggara. Buahnya yang segar dan sedikit masam banyak disukai oleh masyarakat. Tapi tahukah anda, bahwa tanaman ini juga dapat dimanfaatkan sebagai pewarna alami. Kayu dan kulit buahnya menghasilkan warna hijau yang dapat digunakan sebagai pewarna alami pada textile. Kayunya pun memiliki kualitas yang cukup bagus sebagai mebel dan pembuatan perahu.
Sumber: http://ptp2007.wordpress.com/2007/09/19/pewarna-alami/,
http://fhienhasidwi.wordpress.com/tugas-kuliah/mpit/pewarna-alami-dan-pewarna-sintetik/,
http://irmachemistry.blogspot.com/2012/12/kimia-bahan-makanan.html,
http://yulutrip.blogspot.com/2014/05/15-pewarna-alami-untuk-textile_21.html, http://budicakep.wordpress.com/zat-warna-alam/,