MASYARAKAT PERKOTAAN
Pengertian
dari masyarakat perkotaan lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta
ciri-ciri kehidupan yang berbeda dengan masyarakat desa. Masyarakat kota
sangatlah jelas perbedaannya dengan masyarakat desa.
Perbedaan
itu meliputi:
·
Jumlah dan
kepadatan penduduk,
·
Lingkungan
hidup,
·
Mata
pencaharian,
·
Corak
kehidupan sosial,
·
Stratifikasi
sosial,
·
Mobilitas
sosial,
·
Pola
interaksi sosial,
·
Solidaritas
social dan,
·
Kedudukan
dalam hierarki administrasi nasional.
Masyarakat kota
dibentuk dari gabungan beberapa masyarakat daerah yang terletak di sekitar
wilayah tersebut. Ciri-ciri perilaku dan kebiasaan masyarakat kota yang dapat
kita saksikan saat ini antara lain:
·
Egois.
Tumbuhnya sikap egois disebabkan karena adanya pengaruh individualis sehingga
melahirkan persaingan antar warga.
·
Memiliki
pekerjaan yang beraneka ragam. Pekerjaan masyarakat kota pada umumnya bergerak
di bidang jasa dan perdagangan.
·
Masyarakat
kota berfungsi sebagai agent of change (agen perubahan) karena pola pikir
masyarakat kota terbuka dalam menerima budaya pengaruh dari luar.
·
Kehidupan
keagamaan masyarakat kota sudah berkurang karena kesibukan kerja, masyarakat
menjadi materialistis, memiliki kontrol sosial rendah, dan emosi keagamaan
berkurang.
·
Kota memiliki
kesempatan kerja yang luas. Pekerjaan di kota meliputi pekerjaan formal dan non
formal dengan berbagai bidang kehidupan yang ada.
·
Penduduk
kota tidak mengenal gotong-royong dalam menyelesaikan permasalahan seperti
halnya warga desa.
·
Kehidupan
penduduk kota bersifat glamour (mewah) karena masyarakat kota memiliki banyak
uang untuk memenuhi kebutuhan hidup.
·
Antar
masyarakat kota terdapat kesenjangan sosial tinggi. Perbedaan antara kaya dan
miskin sangat mencolok dan memberi status sosial bagi masyarakat.
·
Penduduk
kota umumnya memiliki tingkat pendidikan tinggi karena kesadaran untuk memenuhi
kualifikasi lapangan pekerjaan yang tersedia.
·
Sebagian
besar masyarakat kota bekerja di bidang industri. Tidak terdapat pekerjaan
bidang agraris di wilayah kota.
Walaupun
masyarakat perkotaan cenderung bersifat indifidual dan bersifat seperti yang
telah di jabarkan diatas, antara masyarakat perkotaan dengan pedesaan merupakan
satu kesatuan dan bukan merupakan hal yang terpisahkan. Contoh dalam hubungan
tersebut adalah :
Masyarakat
perkotaan membutuhkan bahan makanan seperti nasi, buah, sayur mayur dan
lain-lain. bahan-bahan tersebut bisa didapatkan dari masyarakat desa. Begitu
pula sebaliknya, masyarakat desa membutuhkan perlengkapan dari kota seperti
makanan yang sudah diolah, alat transportasi, dan berbagai macam produksi dari
kota untuk memudahkan kehidupan mereka serta meningkatkan taraf hidup di
pedesaan.
Ciri-ciri Fisik Keruangan Kota
Tidak semua
wilayah dapat disebut sebagai kota. Wilayah perkotaan memiliki ciri-ciri fisik
seperti di bawah ini.
- Mempunyai pusat kota.
- Mempunyai pusat pemerintahan.
- Mempunyai alun-alun, yaitu lapangan luas yang terletak di pusat kota.
- Mempunyai paru-paru kota berupa taman kota dan jalur hijau.
- Mempunyai pusat olahraga dan lembaga penyaluran kreatifitas seni warga.
- Mempunyai pusat hiburan dan rekreasi warga.
- Mempunyai pusat perbelanjaan.
- Mempunyai tempat parkir.
- Mempunyai tempat pemukiman penduduk.
Empat
pemukiman penduduk kota dibagi menjadi beberapa kelas. Diantaranya adalah
sebagai berikut:
- Pemukiman kumuh. Pemukiman kumuh pada umumnya terdapat di belakang pusat perbelanjaan, di sekitar daerah sungai, dan di sepanjang jalur rel kereta api.
- Pemukiman proletar. Ciri-ciri pemukiman proletar adalah memiliki rumah dengan luas dibawah 21 meter persegi dan ditempati masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
- Pemukiman kelas menengah. Ciri-ciri pemukiman kelas menengah adalah memiliki rumah dengan luas antara 21 sampai 75 meter persegi.
- Pemukiman kelas elit. Pemukiman kelompok elit memiliki taraf hidup yang lebih baik dari tiga kelas lainnya. Luas rumah pemukiman elit lebih pada umumnya lebih dari 75 meter persegi.
Pola Perkembangan Kota
Sebuah wilayah pedesaan dapat berkembang menjadi
wilayah kota karena perkembangan fungsi dan manfaat kota tersebut bagi wilayah
di sekitarnya. Perkembangan kota menurut asalnya dapat dibagi menjadi:
·
Kota pusat perdagangan. Contoh: Makassar, Surabaya,
dan Batam.
·
Kota pusat perkebunan. Contoh: Bogor dan Malang.
·
Kota pusat pemerintahan. Contoh: Jakarta.
·
Kota pusat pendidikan. Contoh: Yogyakarta, Bandung
·
Kota pusat kebudayaan. Contoh: Yogyakarta, Surakarta,
dan kota-kota kecil di Bali.
Tahap
Perkembangan Kota
Sebuah wilayah desa juga dapat berkembang menjadi
wilayah perkotaan menurut perkembangan tingkat besar-kecilnya wilayah, perilaku
warga, dan hal-hal lain yang mendukung terbentuknya pola keruangan masyarakat
kota. Berdasarkan tahapan perkembangannya, para ilmuwan membagi kota menjadi
beberapa tahap:
·
Eupolis. Masyarakat masih tersusun dan berkumpul dalam
kelompok-kelompok kecil serta berbaur dengan kehidupan masyarakat agraris.
·
Polis. Wilayah sudah mulai berkembang namun
penduduknya masih hidup dalam keluarga kecil dan saling melakukan kontrol
sosial antar anggota masyarakat.
·
Metropolis. Kota metropolis ditandai dengan
berkurangnya organisasi sosial, tanda-tanda fisik dapat dilihat berupa bentang
alam dan daerah industri, serta semakin tinggi sikapnya individualisme dan
persaingan ekonomi. Contoh kota metropolis adalah Jakarta, Bandung, Surabaya,
dan Medan.
·
Megapolis. Kota megapolis ditandai dengan semakin
meluasnya aturan-aturan birokrasi sehingga menyebabkan seseorang kesulitan
dalam menerima pelayanan publik. Ciri lain kota metropolis adalah pemusatan
kekuasaan berada pada kekuatan kelompok dan semakin berubah-ubahnya peran
sosial individu. Kota megapolis saat ini berkembang di kota-kota besar di
Amerika Serikat. Contoh kota megapolis adalah Boston.
·
Tiranopolis. Kota tiranopolis ditandai dengan adanya
kekuatan massa dalam kehidupan sosial masyarakat, kehidupan diwarnai dengan
aksi demonstrasi, dan kota tersebut bersifat parasit, artinya untuk mencukupi
kebutuhan hidup warganya tergantung kepada kota lain. Dalam prakteknya, kota
tiranopolis belum bisa kita jumpai dan sebatas hipotesa ilmiah.
·
Netropolis. Netropolis merupakan perkembangan dari
kota tiranopolis. Kota netropolis dtandai dengan terjadinya bahaya perang dan
terjadi kelaparan warga. Sama dengan tiranopolis, kota netropolis saat ini
belum bisa kita jumpai dan baru sebatas hipotesa para ilmuwan.
Perkembangan
kota merupakan manifestasi dari pola kehidupan sosial , ekonomi , kebudayaan
dan politik . Kesemuanya ini akan dicerminkan dalam komponen – komponen yang
memebentuk struktur kota tersebut . Jumlah dan kualitas komponen suatu kota
sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut.
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan , seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan , seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
·
Wisma
: Untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya.
·
Karya
: Untuk penyediaan lapangan kerja.
·
Marga
: Untuk pengembangan jaringan jalan dan telekomunikasi.
·
Suka
: Untuk fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan, dan kesenian.
·
Penyempurnaan
: Untuk fasilitas keagamaan, perkuburan, pendidikan, dan utilitas umum.
Untuk
itu semua , maka fungsi dan tugas aparatur pemerintah kota harus ditingkatkan :
·
Aparatur
kota harus dapat menangani berbagai masalah yang timbul di kota . Untuk itu
maka pengetahuan tentang administrasi kota dan perencanaan kota harus
dimilikinya .
·
Kelancaran
dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan
cepat dan tepat , agar tidak disusul dengan masalah lainnya.
·
Masalah
keamanan kota harus dapat ditangani dengan baik sebab kalau tidak , maka
kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah baru.
·
Dalam
rangka pemekaran kota harus ditingkatkan kerjasama yang baik antara para
pemimpin di kota dengan para pemimpin di tingkat kabupaten tetapi juga dapat
bermanfaat bagi wilayah kabupaten dan sekitarnya .
Oleh
karena itu maka kebijaksanaan perencanaan dan mengembangkan kota harus dapat
dilihat dalam kerangka pendekatan yang luas yaitu pendekatan regional . Rumusan
pengembangan kota seperti itu tergambar dalam pendekatan penanganan masalah
kota sebagai berikut :
·
Menekan
angka kelahiran
·
Mengalihkan
pusat pembangunan pabrik (industri) ke pinggiran kota
·
Membendung
urbanisasi
·
Mendirikan
kota satelit dimana pembukaan usaha relatif rendah
·
Meningkatkan
fungsi dan peranan kota – kota kecil atau desa – desa yang telah ada di sekitar
kota besar
- Transmigrasi bagi warga
yang miskin dan tidak mempunyai pekerjaan.